Pages

Senin, 16 November 2015

Sistem Koordinat UTM


 
Sistem koordinat adalah sebuah metode yang digunakan untuk menentukan posisi suatu titik pada bidang atau ruang . Jenis sistem koordinat yang sering dugunakan di Indonesia antara lain sistem koordinat UTM dan sistem koordinat geografis. Apabila digolongkan menurut dimensinya ada tiga sistem koordinat yang digunakan yakni :
1.Sistem Koordinat 1 Dimensi : merupakan sistem koordinat yang hanya memiliki satu sumbu, sumbu ini menjelaskan posisi dari titik dengan menggunakan acuan jarak dari titik lain.
Gb. 1. Sistem koordinat 1 dimensi
(sumber :http://momo-alllive.blogspot.com/2009/03/sistem-koordinat-dan-proyeksi-peta.html)
2.Sistem Koordinat 2 Dimensi : merupakan sistem koordinat yang memiliki dua sumbu yaitu X dan Y, sistem ini tidak memperhitungkan elevasi dari titik karena menganggap semua titik berada pada sebuah bidang.
Gb. 2. Sistem koordinat 2 dimensi
(sumber :http://momo-alllive.blogspot.com/2009/03/sistem-koordinat-dan-proyeksi-peta.html)

3.Sistem Koordinat 3 Dimensi : merupakan sistem koordinat yang memiliki tiga sumbu yaitu X, Y, dan Z. Sistem ini merupakan sistem yang paling akurat diantara yang lainnya karena memperhitungkan elevasi dari posisi titik. Sistem ini menganggap titik tersebut berada pada sebuah ruang.
Gb. 3. Sistem koordinat 3 dimensi
(sumber :http://momo-alllive.blogspot.com/2009/03/sistem-koordinat-dan-proyeksi-peta.html)

Pada permukaan bumi, kita dapat membuat garis khayal yang berfungsi sebagai sumbu X dan sumbu Y, lalu menganggap elevasinya sebagai sumbu Z. Maka kita dapa melihat garis-garis yang membujur dan melintang. Garis –garis tersebut memiliki jarak interval yang sama dan telah disepakati. Perpotongan yang dibentuk dari garis lintang dan bujur tersebut merupakan koordinat.
Sistem koordinat memudahkan kita dalam membuat peta dan mengenali daerah tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Di Indonesia biasanya terdapat 2 sistem koordinat yang sering digunakan, yaitu sistem koordinat geografis dan sistem koordinat UTM (Universal Transverse Mercator).  Sistem koordinat memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Sistem koordinat geografis tidak cocok digunakan di tempat-tempat yang berdekatan dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek. Sistem koordinat UTM juga sulit untuk digunakan pada daerah tersebut. Namun, keduanya tidak mengalami kendala yang berarti apabila diaplikasikan di Indonesia.
Sistem koordinat geografis, terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :
1.                       Garis Lintang, yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
2.                       Garis Bujur,  yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.

Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator), terdiri dari tiga komponen yang menentukan, yaitu:
1.                       Sumbu X
2.                       Sumbu Y
3.                       Sumbu Z

Sifat-sifat Proyeksi UTM
a.    Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi pada dua buah meridian, yang disebut dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah.
b.    Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 (derajat) atau sekitar 667 kilometer
c.    Seluruh wilayah yang ada di permukaan bola bumi dibagi menjadi 60 zona bujur.
d.   Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang masing-masing zona adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 kilometer.
e.    Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.
f.     Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.
g.    Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.
h.    Dalam koordinat UTM, setiap zona memiliki sumbu-sumbu tersendiri, berbeda dengan koordinat bujur-lintang yang menggunakan satu sumbu yang berpusat di kutub
(dikutip dari buku panduan praktikum Ilmu Ukur Tanah, Prodi Teknik Geologi , UPN ”Veteran” Yogyakarta 2014)

Kelebihan Sistem Koordinat UTM
Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :
·  Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 .
·  Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zona di seluruh dunia.
·  Penyimpangannya cukup kecil, antara -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.
·  Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).
(dikutip dari buku panduan praktikum Ilmu Ukur Tanah, Prodi Teknik Geologi, UPN ”Veteran” Yogyakarta 2014)

Transmissivity


Transmissivity adalah Kapasitas dari akuifer untuk mengalirkan air dari viskositas kinematik yang berlaku. Nilai Transmissivity dihitung dari konduktivitas hidrolis dikalikan dengan ketabalan lapisan akuifer yang terisi.

Keterangan :    T :Transmissivity
                        K :Konduktivitas hidrolis
b :Ketebalan akuifer
Dalam hubungannnya dengan Konduktivitas hidrolis, transmissivity
juga diartikan dalam satuan gradien hidrolis.
Jika persamaan 1 digabungkan dengan hukum , maka hasilnya akan dapat untuk menghitung Debit air (q) yang bergerak dalam lebar (w) dari sebuah akuifer . hukum darcy :

jika luas (A) dimasukkan sebagai bw (tebal kali lebar) , Kita akan mendapatkan ;

selanjutnya bila transmissivity (T) dimasukkan sebagai Kb (persamaan 1) , kita akan mendapatkan :

jika persamaan  2 diubah untuk mencari kuantitas air yang bergerak melewati lebar (W) dari akuifer maka :

atau jika tekanan (T) berpengaruh pada lebar (w) akuifer, persamaan ini dapat ditulis lebih singkat menjadi :

jika persamaan 3 diterapkan pada gambar 1, kuantitas air yang mengalir ke arah kanan dapat dihitung dengan:

persamaan 3 juga digunakan untuk menghitung transmissivity, dimana kuantitas air (Q yang keluar dari suatu lebar akuifer  dapat diketahui, contohnya dengan
pengukuran aliran air (streamflow)
Mengatur kembali persamaan tersebut, kita akan mendapatkan

Satuan dari transmissivity, seperti yang ada di persamaan
yang tadi, adalah :



Gambar 2 menggambarkan kondisi hidrolik yang dapat dihitung transmissivity melalui aliran yang keluar (stream discharge) . Perhitungan hanya dapat dilakukan pada musim yang kering (baseflow), ketika semua air dalam saluran berasal dari airtanah yang keluar. Untuk tujuan ini contohnya,
Diketahui :
Debit air rata-rata dari  A : 2 .485 m3 /detik
Debit air rata-rata dari  B : 2 .355 m3 /detik
Peningkatan aliran karena airtanah yang keluar : 0.130 m3 /detik
Jumlah harian airtanah yang keluar : 11232 m3 /hari
Keluaran dari setengah akuifer (satu sisi aliran) : 5616 m3 /hari
Jarak (x) dari  A dan B : 5000 m
Tebal rata-rata akuifer (b) : 50 m
landaian rata-rata dari muka airtanah  (dh/dl) dihitung dari sumur pengamatan : 1 m/2000 m dengan persamaan 4,

konduktivitas hidrolis ditentukan dari persamaan 1 seperti :

karena transmissivity bergantung pada  K dan b, nilainya berbeda disuatu tempat dan tempat lain pada akuifer yang sama . perkiraan nilai transmissivity untuk akuifer dalam bagian yang berbeda berkisar kurang dari 1 m2 /hari untuk batuan sedimen yang retak dan batuan beku  dan sampai 100,000 m2 /hari untuk Batugamping berlubang (goa) dan aliran lava . Pada akhirnya, transmissivity menggantikan istilah "koefisien dari transmissibility" karena, oleh konvensi, sebab akuifer itu transmissive, dan air itu transmissible.

Mineral-Mineral Endapan Hidrotermal





Endapan Terkait-Intrusi
Endapan hipothermal ,mineral bijih adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS),
dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat, karbonat

Endapan Skarn
Endapan Skarn ,mineralnya adalah : andradite (Ca3Fe2Si3O12)-garnet, hedenbergite (CaFeSi2O6)-diopside (CaMgSi2O6), iron-rich hornblende, dan actionalite (Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2)-tremolite (Ca2Mg5Si8O22(OH)2).

Endapan Porfiri
Porfiri tembaga
Chalcopyrite, Pyrite, Chalcocite, Bornite, Molybdenite, Galena, Magnetite, Gold, Copper

Porfiri timah
Arsenopyrite, Frankeite, Pyrrhotite, Sphalerite, Chalcopyrite, Galena, Stannite, Fluorite, Tetrahedrite-Tennantite, Sheelite


Endapan epithermal
Endapan ephitermal ,mineral bijih adalah : native cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn),
dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat)

76561198192950357